MempersiapkanTA


Update: 13 Agustus 2018.

Tiga ketrampilan yang perlu dikuasai, sebagai bekal persiapan TA:

  1. Keterampilan Menulis
  2. Keterampilan Perangkat Lunak Mengetik
  3. Keterampilan pemrograman

 

Keterampilan menulis meliputi:

  1. Dapat membuat kalimat lengkap dengan baik
  2. Dapat menghubungkan kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya dengan transisi yang baik
  3. Memiliki vocabulary yang cukup
  4. Mengetahui aturan-aturan menulis, seperti bagaimana cara mengutip dan mensitasi, mengetahui di mana caption gambar diletakkan, caption tabel, menyusun daftar pustaka, dan sebagainya.
  5. Menyusun naskah dengan struktur yang diharapkan.

 

  1. Dapat membuat kalimat yang baik: Biasakan untuk membuat kalimat yang lengkap dan baik.

Kalimat dikatakan lengkap jika memiliki: Subjek (S), Predikat (P), dan Objek (O) atau Keterangan (K).

 

Contoh kalimat lengkap :

  1. Adik makan sayur. (S-P-O)
  2. Peneliti menggunakan media tanam sekam pada eksperimen ini. (S-P-O-K)

Paling tidak, kalimat harus minimal mengandung S dan P. Seperti: Adik makan.  Namun untuk penulisan ilmiah, demi kejelasan, maka perlu ada objek atau keterangan. Pada kalimat Adik makan, maka tidak jelas adik makan apa dan bagaimana. Akan lebih baik untuk menambahkan objek dan keterangan: Adik makan sayur pada jam 12:30 tadi. 

 

S dan O adalah kata benda (baik kongkrit maupun abstrak) yang dapat diberikan penjelasan.

 

Kalimat Adik makan sayur. Mungkin menimbulkan pertanyaan: Adik yang mana? atau adiknya siapa? kemudian Sayur apa?. Dimungkinkan untuk menambahkan  keterangan pada S dan O ini.

 

Kalimat-kalimat berikut ini memberikan tambahan penjelasan pada Subjek.

 

Adik bungsu Irwan makan sayur.

 

Adik bungsu Irwan yang rambutnya gimbal makan sayur.

 

Kalimat-kalimat berikut memberi tambahan penjelasan pada Objek:

 

Adik makan sayur bayam.

 

Adik makan sayur bayam yang dibeli Ibu di pasar tadi pagi.

 

 

Di samping Subjek dan Objek, predikat juga dapat diberi keterangan.  Sebagai contoh, predikat makan  pada kalimat Adik makan sayur, dapat diberi keterangan: dengan sendok plastik.

 

Adik makan sayur bayam dengan sendok plastik.

 

Perhatikan: keterangan predikat dapat diletakkan lebih leluasa di bagian kalimat. Pada contoh di atas di ujung kalimat. Mungkin juga di depan kalimat:

 

Dengan sendok plastik, adik makan sayur bayam.

 

Atau di tengah:

 

Adik, dengan sendok plastik, makan sayur bayam.

 

Ada kalanya, kita tertarik untuk memadatkan semua keterangan Subjek, Predikat, Objek 

 

========================================

 

Selamat datang para mahasiswa sekalian.

 

Bagian ini saya maksudkan untuk memberi informasi kepada para mahasiswa mengenai persiapan menghadapi mata kuliah Proposal dan Tugas Akhir.

 

Ada dua aspek dalam mempersiapkan TA, yaitu aspek non-teknis dan aspek teknis.

Aspek Non-teknis meliputi : Komitmen, Mengatur waktu, dan seterusnya.

Aspek Teknis meliputi : Isi dari proposal

 

Kunci utama dari mempersiapkan proposal penelitian TA adalah PERSIAPAN YANG MATANG. Oleh karena itu, materi yang disajikan di sini akan sangat baik dibaca dan diketahui oleh mahasiswa Tingkat 2, atau Tingkat 3. Dengan demikian ada waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi MK Proposal dan Tugas Akhir itu sekitar 1 tahun-an. Dengan waktu persiapan yang lebih lama, maka kita dapat mempersiapkan proposal kita dengan lebih  tenang, lebih santai, namun hasilnya bisa lebih baik. Semoga!

 

Materi di blog ini akan di upload secara bertahap setiap akhir pekan sampai semua materi terkait dengan aspek non-teknis lengkap ter-upload.

Jadi please stay tune terus setiap minggunya.

 

  1. Pendahuluan : Mempersiapkan Penelitian Tugas Akhir.

Ada dua aspek yang perlu dipahami yaitu: 1) ada perbedaan antara mata kuliah tugas akhir dengan mata kuliah biasa,

2) Perlu persiapan yang matang untuk menghadapi penelitian tugas akhir.

 

Perbedaan Mata Kuliah Biasa dengan Mata Kuliah Penelitian:
Mata kuliah biasa materi dibawakan oleh dosen, sehingga kemajuan setiap minggunya
terjamin, sedangkan Mata kuliah Penelitian kemajuan materi tergantung
pada usaha mahasiswa sendiri. Dengan demikian, diperlukan suatu kemampuan
dari mahasiswa untuk memaksa dirinya sendiri untuk membuat kemajuan demi
kemajuan.

 

Oleh karena Mata Kuliah penelitian progres berada di tangan mahasiswa,
maka ini memberikan konsekuensi bahwa pada Mata Kuliah ini mahasiswa
harus memiliki sikap mental: Mandiri dan Proaktif. Mandiri dalam arti mahasiswa
harus berusaha sendiri menentukan arah penelitian yang akan ia ambil
beserta persiapannya, serta proaktif berarti memiliki inisiatif untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang mendukung progres penelitian, seperti mengumpulkan
data, mencari calon dosen pembimbing, membaca literatur terkait, dan sebagainya.

 

Banyak mahasiswa menganggap bahwa mata kuliah penelitian ditentukan
oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut. Akibatnya mereka selalu terlambat
untuk membuat progres yang seharusnya.

 

Persiapan penelitian jauh hari

Jika kita baru pertama kali akan keluar negeri menggunakan pesawat terbang, semua
terasa serba asing bagi kita, bagaimana mengurus pasport, bagaimana mengurus
visa, apa yang harus dibawa, dan sebagainya.
Demikian juga dengan mahasiswa yang baru pertama melakukan tugas akhir, apa
yang harus di persiapkan, bagaimana berkomunikasi dengan pembimbing, topik apa
yang harus diambil, dan sebagainya.
Apa yang bisa kita lakukan menghadapi semua yang serba asing ini? Jawabannya
tentu saja: memfamilierkan diri dengan semua proses tersebut. Sedemikian
familier sampai akhirnya kita menjadi terbiasa dengan proses-proses ini. Apa yang
menjadi kunci dalam memfamilierkan dengan semua proses ini? Jawabannya tentunya
adalah waktu persiapan yang cukup panjang.
Suatu analogi sederhana, jika kita tahu bahwa bulan depan kita harus naik gunung,
maka hari-hari ini akan kita isi dengan mempersiapkan apa saja yang harus kita
bawa. Demikian juga fisik kita juga harus kita latih dengan jogging senam dan
sebagainya, agar nanti ketika naik gunung kondisi kita sangat fit, dan sampai ke
tujuan dan kembali lagi dengan selamat. Bandingkan misalnya jika diberi tahu bahwa
besok harus harus mendaki gunung. Kita mempersiapkan segala sesuatunya dengan
tergesa-gesa.

 

Tadi sudah dianalogikan pentingnya persiapan untuk mendaki gunung.
Analogi berikutnya masih terkait dengan pentingnya persiapan. Jika kita ingin
meneliti tentang bagaimana menangkap ikan Marlin (ikan pedang) dengan sukses,
maka tentu kita akan membuat persiapan-persiapan yang matang. Persiapan
pertama adalah tentang alat pancingnya, kemudian kapal atau perahunya, serta
umpannya. Kita mungkin akan berangkat melaut terlebih dahulu, dengan ikut
orang-orang yang telah berpengalaman. Bisa jadi pada kali pertama kita melaut,
berbagai hal negatif kita alami, seperti salah membawa umpan, mabuk laut,
lupa membawa topi, dan sebagainya. Dari pengalaman pertama ini, ketika kita
berangkat untuk kali kedua, sekarang persiapan kita lebih baik, umpan yang benar,
minyak angin dibawa, topi di bawa, bekal yang lebih baik, mabuk laut pun lebih
berkurang karena sekarang lebih terbiasa, namun mungkin kali ini kita belum
dapat ikan Marlin karena salah tempat. Berangkat dari pengalaman pertama dan
kedua, pada kali ketiga kita membekali diri dengan fish finder misalnya yang
dapat memperkirakan lokasi ikan, situasi lebih baik, dan umpan kita disambar
ikan. Namun kali ini kita belum terbiasa fight dan belum berhasil menaikkan ikan
ke kapal. Demikian pengalaman demi pengalaman ini kita kumpulkan, sampai
kita makin familier dengan memancing ikan Marlin. Mungkin sudah tiga bulan
waktu berjalan dari pertama kita melaut. Pada titik ini, kita mulai bisa mengajukan
suatu teknik memancing ikan Marlin yang efektif dan efisien.

 

Seorang mahasiswa Teknik Informatika atau Elektro yang ingin meneliti
tentang pendeteksian penyakit TBC dari gambar sinar Rontgen dada, maka perlu
bagi yang bersangkutan untuk mengetahui tentang: 1) Teori-teori tentang citra
digital, 2) Operasi-operasi dasar pada citra digital, 3) menggunakan perangkat
lunak seperti Matlab atau C/C++ atau Java dan sebagainya untuk membaca gambar,
melakukan operasi dasar pada gambar, 4) mengetahui dasar-dasar jaringan
syaraf tiruan seperti back propagation atau lainnya, 5) dapat mensimulasikan
di perangkat lunak cara mengklasifikasi sederhana suatu objek dengan jaringan
syaraf tiruan.
Jika mahasiswa tersebut sudah menguasai sekitar 5 hal di atas, maka boleh
ia akan cukup percaya diri untuk melakukan penelitian dengan topik deteksi penyakit TBC dari citra Rontgen dada tersebut.

 

Persiapan dini ini perlu dilakukan dari awal. Menurut pengamatan penulis,
sebaiknya mempersiapkan diri untuk penelitian tugas akhir adalah awal tingkat tiga,
yakni sekitar setahun sebelum penelitian tersebut dimulai.
Tentu saja memulai mempersiapkan diri pada tingkat akhir juga bisa, namun
tuntutan kedisiplinan menjadi sangat tinggi, karena semua kegiatan dikompres disitu:
belajar teori, belajar perangkat lunak, menulis proposal, dan sebagainya.

 

 

Kebanyakan problem pada mahasiswa yang melaksanakan penelitian
tugas akhir, mereka tidak melakukan tahap Persiapan pada waktu khusus sebelumnya,
melainkan menggabungkan tahap Persiapan dengan tahap Penulisan
Proposal Penelitian. Bahkan tidak sedikit mahasiswa yang menggabungkan
tahap Persiapan, Penulisan Proposal Penelitian, dan tahap Pelaksanaan Penelitian.
Mahasiswa yang menggabungkan tahapan-tahapan ini besar kemungkinan
akan mengalami kepanikan psikologis seperti yang telah diuraikan sebelumnya.